Bismillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum Warahmatulllahi Wabarakatuh. Welcome to My Miracle Stories

Friday 11 November 2011

Resume Makalah Bimbingan Konseling


Aliran Behavioristik
  1. Behaviorisme adalah aliran konseling yang berpendapat bahwa hanyalah perilaku atau tingkah laku yang tampak saja dapat dijadikan sebagai objek penelitian.
  2. Konsep utama konseling behavioristik ini adalah keyakinan tentang martabat manusia, yang sebagai bersifat falsafah dan sebagian lagi bercorak psikologis, yaitu :
    1. Manusia pada dasarnya tidak berakhlak baik atau buruk, bagus atau jelek.
    2. Manusia mampu untuk berefleksi atas tingkah lakunya sendiri, menangkap apa yang dilakukannya  dan mengatur serta mengontrol perilakunya sendiri.
    3. Manusia mampu untuk memperoleh dan membentuk sendiri pola-pola tingkah laku yang baru melalui suatu proses belajar (relearning).
    4. Manusia dapat mempengaruhi perilaku orang lain dan dirinya dipengaruhi oleh perilaku orang lain.




  3. Metode konseling behavioristik
  • Opening learning : adaptasi dari 2 teori konditioning pada penguatan (reinforcement) dalam pembentukan perilaku klien yang dikehendaki.
  • Social modeling : pendekatan sosial bertolak dari pendapat bandura tentang 3 sistem pengaturan yang saling berkaitan.
  • Cognitive learning : metode pengajaran secara verbal, kontak antara konselor dengan klien dan bermain peran.
  • Emosional learning : emosional diterapkan pada individu yang mengalami kecemasan.
  1. Ciri-ciri konseling behavioristik adalah :
    1. Pemusatan perhatian pada tingkah laku yang tampak dan spesifik
    2. Kecermatan dan penguraian tujuan-tujuan treatment
    3. Perumusan prosedur treatment yang spesifik yang sesuai dengan masalah
    4. Penaksiran obyektif atau hasil-hasil terapi. Sedangkan tujuan dari terapi tingkah laku itu adalah menciptakan proses baru bagi proses belajar, karena segenap tingkah laku adalah dipelajari.
  2. Konseling behavioristik dapat digunakan dalam menyembuhkan berbagai gangguan tingkah laku dari yang sederhana hingga yang kompleks, baik individu atau kelompok.
  3. Deskripsi langkah-langkah konseling yaitu :
    1. Assesment, langkah awal yang bertujuan untuk mengeksplorasi dinamika perkembangan klien (untuk mengungkapkan kesuksesan dan kegagalannya, kekuatan dan kelemahannya, pola hubungan interpersonal, tingkah laku penyesuaian, dan area masalahnya) Konselor mendorong klien untuk mengemukakan keadaan yang benar-benar dialaminya pada waktu itu.
    2. Goal setting, yaitu langkah untuk merumuskan tujuan konseling. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari langkah assessment konselor dan klien menyusun dan merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam konseling. Perumusan tujuan konseling dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
  • Konselor dan klien mendifinisikan masalah yang dihadapi klien
  • Klien mengkhususkan perubahan positif yang dikehendaki sebagai hasil konseling
  • Konselor dan klien mendiskusikan tujuan yang telah ditetapkan klien
  1. Technique implementation, yaitu menentukan dan melaksanakan teknik konseling yang digunakan untuk mencapai tingkah laku yang diinginkan yang menjadi tujuan konseling.
  2. Evaluation termination, yaitu melakukan kegiatan penilaian apakah kegiatan konseling yang telah dilaksanakan mengarah dan mencapai hasil sesuai dengan tujuan konseling.
  3. Feedback, yaitu memberikan dan menganalisis umpan balik untuk memperbaiki dan meingkatkan proses konseling.
  1. Prinsip Kerja Behavioristik yaitu :
    1. Memodifikasi tingkah laku melalui pemberian penguatan.
    2. Mengurangi frekuensi berlangsungnya tingkah laku yang tidak diinginkan.
    3. Memberikan penguatan terhadap suatu respon yang akan mengakibatkan terhambatnya kemunculan tingkah laku yang tidak diinginkan.
    4. Mengkondisikan pengubahan tingkah laku melalui pemberian contoh atau model (film, tape recorder, atau contoh nyata langsung).
    5. Merencanakan prosedur pemberian penguatan terhadap tingkah laku yang diinginkan dengan sistem kontrak.

       

       
  2. Teknik – Teknik konseling behavioristik diantaranya yaitu :
    1. Desensitisasi sistematis merupakan teknik konseling behavioristik yang memfokuskan bantuan untuk menenangkan.
    2. Teknik Inflosif dan Pembanjiran yaitu Teknik ini berlandasakan kepada paradigma penghapusan eksperimental.
    3. Latihan Asertif yaitu teknik ini diterapkan pada individu yang mengalami kesulitan menerima kenyataan bahwa menegaskan diri adalah tindakan yang layak benar.
    4. Teknik Aversi yaitu teknik ini dapat digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk
    5. Pengkondisian Operan. Tingkah laku operan adalah tingkah laku yang memancar yang mencari ciri organisme yang aktif, yang beroperasi di lingkungan untuk menghasilkan akibat-akibat.
    6. Metode Pembanjiran: teknik ini digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk. Contohnya: misalkan masalahnya adalah seorang perokok, maka kita belikan dia rokok 2 pack dan disuruh merokok sampai dia tidak mampu merokok lagi.

 
Analisis Transaksional
  1. Analisis transaksional (AT) adalah merupakan teori kepribadian dan sistem yang terorganisir dari terapi interaksional.
  2. Tujuan dari analisis transaksional adalah otonomi, yang didefinisikan sebagai kesadaran, spontanitas, dan kapasitas untuk keintiman
  3. Status Ego
    adalah serangkaian terkait pikiran, perasaan, dan perilaku dimana bagian dari kepribadian seorang individu dimanifestasikan pada waktu tertentu (Stewart & Joines, 1987). Analisis transaksional menggolongkan tiga pola yang terpisah dari perilaku,yaitu:
    1. Status Ego Orang Tua mengandung nilai-nilai, moral, inti keyakinan, dan perilaku digabungkan dari figur otoritas yang signifikan, terutama orang tua.
    2. Status ego orang dewasa adalah pemproses data. Ini merupakan bagian obyektif dari seseorang yang mengumpulkan informasi tentang apa yang sedang terjadi.
    3. Status ego anak-anak terdiri dari perasaan, dorongan emosi (imfuls), serta perbuatan yang spontan.
      Parent (orang tua)
      Ego state      Adult (dewasa)
                  
      Child (anak-anak)
  4. Teori integrasi
    1. Injuksi dan keputusan awal. Injuksi adalah sebuah pesan yang diberikan kepada seorang anak oleh orang tua anak internal yang berasal dari luar keadaan kepedihan orang tua sendiri si orang tua keresahan, amarah, Frustasi, dan ketidak bahagiaan dan keputusan awal adalah keputusan anak.
    2. Stroke adalah semacam pengakuan.
    3. Permainan adalah rangkaian transaksi yang berkesinambungan yang berakhir dengan perasaan kurang enak dari paling tidak seorang permain.
    4. Raket adalah Perasaan tidak enak yang kita alami seusai permainan
      Skema
Injuction         Anak-anak      untuk membuat keputusan
         game    Stroke
racket    Redecision
(mengambil keputusan yang baru )
e. Keputusan dan Redecisions

Analisis transaksional menekankan kemampuan kita untuk menyadari keputusan yang mengatur perilaku kita dan kemampuan untuk membuat keputusan baru yang akan menguntungkan mengubah arah hidup kita. Bagian ini membahas keputusan yang dibuat sebagai respons terhadap perintah orang tua dan kontra-perintah dan menjelaskan proses redecisional.
Daftar berikut, berdasarkan Gouldings karya (1978, 1979), termasuk perintah umum, dan beberapa kemungkinan keputusan yang dapat dibuat sebagai tanggapan terhadap mereka.
  1. 'Jangan melakukan kesalahan.' Anak-anak yang mendengar dan menerima pesan ini sering takut mengambil risiko yang dapat membuat mereka terlihat bodoh. Mereka cenderung menyamakan membuat kesalahan dengan menjadi kegagalan. * Kemungkinan keputusan: 'Aku takut untuk membuat keputusan yang salah, jadi aku hanya tidak akan memutuskan.' 'Karena aku membuat pilihan yang bodoh, aku tidak akan memutuskan sesuatu yang penting lagi!' 'Sebaiknya aku menjadi sempurna jika aku berharap untuk dapat diterima.'
  2. "Jangan." Pesan mematikan ini sering diberikan tanpa kata-kata dengan cara orangtua terus (atau tidak ditahan) anak. Pesan dasar "Aku berharap kau tidak dilahirkan." * Kemungkinan keputusan: "Aku akan terus mencoba sampai aku mendapatkan kau mencintaiku."
  3. "Jangan dekat." Terkait dengan perintah ini adalah pesan "Jangan percaya" dan "Jangan cinta." * Kemungkinan keputusan: "Aku membiarkan diriku cinta sekali, dan itu menjadi bumerang. Jangan pernah lagi! "" Karena hal itu menakutkan untuk mendapatkan dekat, aku akan tetap sendiri jauh. "
  4. "Jangan menjadi penting." Jika Anda terus-menerus diskon ketika Anda berbicara, Anda cenderung percaya bahwa Anda tidak penting. * Kemungkinan keputusan: "Jika, secara kebetulan, aku pernah lakukan menjadi penting, aku akan mengecilkan prestasi saya."
  5. "Jangan anak." Pesan ini mengatakan: "Selalu bertindak dewasa!" "Jangan kekanak-kanakan." "Tetaplah kontrol diri." * Kemungkinan keputusan: "Aku akan mengurus orang lain dan tidak akan meminta banyak diriku sendiri." "Aku tidak akan membiarkan diriku bersenang-senang."
  6. "Jangan tumbuh." Pesan ini diberikan oleh ketakutan orangtua yang enggan anak dari tumbuh dewasa dalam banyak cara. * Kemungkinan keputusan: "Aku akan tinggal seorang anak, dan dengan cara itu aku akan mendapatkan orang tua saya untuk menyetujui saya." "Aku tidak akan seksual, dan cara itu ayahku tidak akan mendorong aku pergi."
  7. "Jangan berhasil." Jika anak-anak secara positif diperkuat untuk gagal, mereka dapat menerima pesan bukan untuk mencari kesuksesan. * Kemungkinan keputusan: "Aku tidak akan pernah melakukan apa pun yang cukup sempurna, jadi kenapa coba?" "Aku akan berhasil, tidak peduli apa yang diperlukan." "Kalau aku tidak berhasil, maka saya akan tidak harus tinggal sampai dengan harapan yang tinggi lainnya telah dari saya."
  8. "Jangan kau." Ini menyarankan untuk melibatkan anak-anak bahwa mereka adalah salah seks, bentuk, ukuran, warna, atau memiliki ide atau perasaan yang tidak dapat diterima kepada sosok orang tua. * Kemungkinan keputusan: "Mereka akan mencintai saya hanya jika aku seorang anak laki-laki (perempuan), sehingga tidak mungkin untuk mendapatkan cinta mereka." "Aku akan berpura-pura I'ma anak laki-laki (perempuan)."
  9. "Jangan waras" dan "Jangan terlihat sehat." Sebagian anak-anak mendapat perhatian hanya ketika mereka secara fisik sakit atau bertindak gila. * Kemungkinan keputusan: "Aku akan sakit, dan kemudian aku akan termasuk." "Saya gila."
10.  "Jangan milik." Perintah ini dapat menunjukkan bahwa keluarga merasa bahwa anak tidak milik di mana saja. * Kemungkinan keputusan: "Aku akan menjadi seorang penyendiri selamanya." "Aku tidak akan pernah punya tempat." Apa pun perintah orang-orang yang telah menerima, dan apa pun yang dihasilkan keputusan-keputusan hidup, analisis transaksional berpendapat bahwa orang dapat membuat hidup substantif perubahan dengan mengubah keputusan mereka-oleh redeciding pada saat itu. Sebuah asumsi dasar TA adalah bahwa apa pun yang telah dipelajari dapat relearned.

 
  1. Fungsi terapis adalah untuk membantu klien dalam menemukan kondisi masa lalu yang tidak menguntungkan
  2. Hubungan – hubungan anak dengan orang tua yaitu :
    1. Komplementer
    2. Silang
    3. Terselubung
  3. Analisis transaksional mengidentifikasi empat kehidupan dasar posisi, yang semuanya didasarkan pada keputusan yang dibuat sebagai akibat dari pengalaman masa kanak-kanak, dan semua yang menentukan bagaimana orang-orang merasa tentang diri mereka sendiri dan bagaimana mereka berhubungan dengan orang lain:
    1. Aku kau OK-OK.            b. Aku baik-baik-kau tidak OK.
    2. Aku tidak OK-kau OK. d. Aku tidak apa-apa-kau tidak OK.

     

     

     

     

     

     

     

     
    Terapi Reality
  4. Terapi realitas adalah sistem yang difokuskan pada tingkah laku sekarang. Terapi realitas bertitik tolak pada paham dasar bahwa manusia memilih perilakunya sendiri dan karena itu ia bertanggung jawab, bukan hanya pada apa yang ia lakukan, tetapi juga pada apa yang ia pikirkan.
  5. Ciri-ciri terapi reality yaitu :
    1. Terapi realitas menolak konsep tentang penyakit mental.
    2. Terapi realitas berfokus pada tingkah laku sekarang bukan pada perasaan dan sikap.
    3. Terapi realitas berfokus pada saat sekarang, bukan pada masa lampau, karena masa lampau seseorang tidak dapat diubah sehingga yang diubah adalah saat sekarang dan masa akan datang.
    4. Terapi realitas menekankan pertimbangan nilai.
    5. Transferensi bukanlah hal yang penting pada terapi realitas.
    6. Terapi realitas menekankan pada aspek kesadaran, bukan aspek ketidak sadaran. Terapi ini lebih memperhatikan "apa yang dilakukan", bukan "mengapa dilakukan".
    7. Terapi realitas menghapus hukuman.
    8. Terapi realitas menekankan pada tanggung jawab, yang didefenisikan oleh Glasser sebagai "kemampuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan melakukannya dengan cara tidak mengurangi kemampuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka".
  6. Tujuan Psikoterapi Realitas yaitu :
    1. Membimbing klien agar dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa campur tangan pihak lain
    2. Membimbing klien untuk menentukan keputusan yang bertanggung jawab dan untuk bertindak dengan menyadari sepenuhnya akan akibat dari tindakannya
    3. Membimbing klien untuk mempelajari tingkah laku yang realistis dan bertanggung jawab serta mengembangkan "identitas keberhasilan"
    4. Membantu klien dalam membuat pertimbangan-pertimbangan nila tentang
  7. Tehnik terapi realitas yaitu :
    1. Keterlibatan
      Terapis harus dapat melibatkan diri dengan klien yang akan dibantunya, karenanya terapis harus memperlihatkan sikap hangat dan ramah.
    2. Berfokus pada periaku
      Koseling realitas berfokus pada perilaku tidak pada perasaan dan sikap.
    3. Perilaku sekarang
      Sebagai kelanjutan dari sekap hangat dan kesediaan terapis untuk melibatkan diri dengan klien, klien akan merasa dibantu untuk menyadari perilakunya sekarang.
    4. Menilai diri sendiri
      Klien harus melihat perilakunya sendiri secara kritis, apakah itu baik bagi dirinya, orang lain maupun lingkungan sosialnya.
    5. Merencanakan tindakan yang bertanggung jawab
      Segera setelah klien melakukan penilaian, ia dibantu untuk menyusun rencana tindakan yang lebih bertanggung jawab.
    6. Perjanjian (commitment)
      Rencana tindakan yang telah disusun harus dilakukan. Terapis memberi dorongan besar pada klien untuk memenuhi rencana tindakan dengan jalan meminta klien berjanji pada terapis bahwa ia akan melakukannya.
    7. Tidak menerima alasan
      Jika klien tidak memenuhi perjanjiannya, penilaian dan penyusunan kembali perlu dilakukan. Jika penyusunan rencana benar, perlu dilihat pada perjanjian klien untuk melakukan rencana. Jika perjanjian dan keterlibatan klien untuk melakukan sesuatu masih ada, terapis mendorongnya. Terapis harus memperthankan perjanjian yang telah dibuat.
    8. Tidak ada hukuman
      Tidak ada hukuman sama pentingnya dengan tidk menerima alasan, karena hukuman akan mengurangi keterlibatan klien dan menyebabkan kegagalan untuk mengidentifikasi kegagalannya secara lebih rinci.
  8. Prosedur khusus dalam terapi realitas adalah :
    1. Penggunaan dalam keterampilan bertanya .
    2. Tehnik "menolong diri sendiri "dalam rencana pertumbuhan pribadi..
    3. Penggunaan humor..
    4. Menggunakan tehnik paradoksikal
  9. Prinsip Terapi Reality yaitu :
    1. Responsibility yaitu tanggung jawab
    2. Reality yaitu sekarang
    3. Right yaitu jalan nilai kebenaran
                    

 

 

 


 

No comments:

Post a Comment

Jangan lupa tinggalkan komentar. ^_^
Mau copy paste juga boleh, tapi tolong dicantumkan sumbernya yah
Thanks

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Story of Miracle's Friends